UTAMA | | POJOK ARIE |

11 Januari 2008

BIAYA 17,5 M TAK SEBANDING FITUR

Oleh : Siti Rachmi Indahsari
Redaktur The Indonesia Now


Program pencanangan Visit Indonesia 2008 yang diresmikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik akhir Desember 2007 lalu mendatangkan kontroversi terkait peluncuran situs my-indonesia.info sebagai worldwide tourist information center pendukung program tersebut.

Peluncuran situs ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan nusantara.

Namun, ada hal menarik dan cukup mencengangkan kalau berbicara tentang seputar pendanaan situs tersebut. Angka 17,5 M yang diambil dari Anggaran Perencanaan Belanja Negara (APBN) dialokasikan untuk kegiatan pengembangannya.

Situs yang aktif mulai 6 Desember 2007 ini mengalokasikan 40 persen untuk promosi online maupun offline, 20 persen untuk workshop di beberapa daerah, serta 16 persen untuk pajak, dan sisanya untuk maintenance website, infrastuktur, dan biaya penerjemah.

Ketika reporter The Indonesia Now mencoba meminta komentar dari salah seorang web developer berdarah campuran Indonesia-Inggris Rizal Stuart Pickard yang tinggal di sebuah kota di London, Ia menyatakan ketertarikannya melihat situs tersebut.


Ia juga meminta beberapa rekannya untuk melihat website itu dan meminta tanggapannya sehingga paling tidak tercipta sebuah group opinion.The website is a nice project. They all said it was a very bright and colorful site,” katanya.


Selain ungkapan pujian itu, Ia juga menyampaikan beberapa fitur yang memang harus di up-grade. Antara lain mengenai informasi peta yang tidak lengkap.
The map is nice but it does not show enough, no roads or cities,” ujarnya.


Setelah saya mencoba menyelusuri peta di website tersebut, saya juga menemukan ketidaklengkapan informasi Indonesia. Selain itu, Ia juga menyarankan untuk membuat sebuah kolom testimonial yang memperbolehkan para 'ex' turis yang pernah datang ke Indonesia untuk menceritakan pengalamannya.


A lot of travel website allows people or tourists to post there own blog or opinions on each place that they have traveled.” Tambahan fitur kamus sederhana, juga menjadi sorotan dia sebagai fitur yang patut ditambahkan pada website ini. “Also might helpful to put a little section with some translation words. For example Berapa – How Much, Where – Dimana. Just so that someone who cannot speak Indonesian can learn even just a little bit to help them when they travel..”


Namun, ketika disinggung mengenai ketertarikan dia untuk datang ke Indonesia setelah membuka website tersebut, dia cuma berkata kalau Ia datang ke Indonesia saya akan cari informasi di website yang infromasinya lebih lengkap. Nasib oh nasib…
Beberapa masukan kecil namun cukup berarti untuk perkembangan website tersebut. Terlihat kalau akumulasi biaya Rp 17,5 M belum sebanding dengan apa yang sudah dituangkan dalam website tersebut. Karena itu jangan sampai niat promosi negeri jadi plorotin negeri.

Tidak ada komentar: