Oleh : Subhan Hardi
Redaktur The Indonesia Now
Melalui anaknya sendiri, Puan Maharani menyampaikan Megawati Soekarno Putri resmi menjadi calon tunggal PDIP untuk maju pada Pilpres 2009. Puan yang saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Pemberdayaan Perempuan di partai yang dipimpin ibunya tersebut dengan lantang menyampaikan pesannya. Seraya menutup dengan pekikan merdeka, anak tunggal Megawati dan Taufik Kiemas inipun disambut dengan suara gemuruh para pendukung banteng bermoncong putih itu.
Hari ini, PDI Perjuangan memang sedang merayakan hari jadinya yang ke-35 tahun. Sebuah perjalanan yang cukup panjang telah dilalui. Bisa dibilang begitu karena PDI P sendiri telah menghadapi pasang surut dan gejolak dalam kehidupan berpartai. Megawati sendiri menyampaikan pesan tersebut dalam pidatonya. “Tidak mudah membangun partai yang sudah berumur 35 tahun ini. Terlebih dengan pemahan ideologi yang dianut,” ujar Mega.
Di sini, Mega jelas sekali menyampaikan sebuah doktrin yang sangat kuat kepada pendukungnya. Dan kini, doktrin itu menyentuh pada putrinya yang terjun dan mengikuti langkah dirinya. Ada apa ini? Mungkinkah secara implisit Megawati memang sedang mempersiapkan putrinya itu untuk menggantikan posisinya. Kita belum tahu. Tapi, harapan itu membayang ketika Mega sendiri menyampaikan tantangannya buat kaum muda untuk bergerak dan maju pada Pilpres 2009 mendatang. “Minimal berani menyebutkan nama, kemana kaum muda kok tidak muncul” katanya.
Isyarat dari perempuan kelahiran Yogyakarta 23 Januari 1947 ini, mungkinkah akan berdampak positif terhadap ruang politik yang saat ini terasa sempit. Sempit terhadap muka-muka lama yang tidak mau beranjak dari posisi juga singgasana kekuasaannya. Mega menyadari betul hal tersebut, meski dengan berat hati atau malah bersemangat dirinya kembali lagi ditempatkan pada posisi untuk menuju ke sana. Bicara politik, tentu sangat sulit untuk menjawabnya.
Harus diakui, popularitas Mega sebagai penerus dari trah Proklamator RI Soekarno masih sangat kuat. Terlebih setelah kekalahannya pada pemilu presiden 2004 oleh SBY dengan perbandingan (40 %-60 %) yang sekarang menjabat sebagai Presiden RI. Mega kini maju kembali untuk mengejar singgasananya yang lepas, tentu dengan evaluasi dan konsolidasi partai yang terus ia lakukan. Banyak yang berharap padanya, juga tokoh-tokoh lain yang ingin mencalonkan diri jadi presiden. Siapapun orangnya meski hingga hari ini belum ada yang berani mendeklrasikan diri. Di hari ulang tahun PDI Perjuangan hari ini artikulasi Mega semakin jelas membawa partainya menuju pertarungan yang sebenarnya pada pilpres 2009. Kita masih menunggu yang lain dan tentunya masih muka-muka lama seperti yang disebutkan Mega. Kemana yang muda?
Redaktur The Indonesia Now
Melalui anaknya sendiri, Puan Maharani menyampaikan Megawati Soekarno Putri resmi menjadi calon tunggal PDIP untuk maju pada Pilpres 2009. Puan yang saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Pemberdayaan Perempuan di partai yang dipimpin ibunya tersebut dengan lantang menyampaikan pesannya. Seraya menutup dengan pekikan merdeka, anak tunggal Megawati dan Taufik Kiemas inipun disambut dengan suara gemuruh para pendukung banteng bermoncong putih itu.
Hari ini, PDI Perjuangan memang sedang merayakan hari jadinya yang ke-35 tahun. Sebuah perjalanan yang cukup panjang telah dilalui. Bisa dibilang begitu karena PDI P sendiri telah menghadapi pasang surut dan gejolak dalam kehidupan berpartai. Megawati sendiri menyampaikan pesan tersebut dalam pidatonya. “Tidak mudah membangun partai yang sudah berumur 35 tahun ini. Terlebih dengan pemahan ideologi yang dianut,” ujar Mega.
Di sini, Mega jelas sekali menyampaikan sebuah doktrin yang sangat kuat kepada pendukungnya. Dan kini, doktrin itu menyentuh pada putrinya yang terjun dan mengikuti langkah dirinya. Ada apa ini? Mungkinkah secara implisit Megawati memang sedang mempersiapkan putrinya itu untuk menggantikan posisinya. Kita belum tahu. Tapi, harapan itu membayang ketika Mega sendiri menyampaikan tantangannya buat kaum muda untuk bergerak dan maju pada Pilpres 2009 mendatang. “Minimal berani menyebutkan nama, kemana kaum muda kok tidak muncul” katanya.
Isyarat dari perempuan kelahiran Yogyakarta 23 Januari 1947 ini, mungkinkah akan berdampak positif terhadap ruang politik yang saat ini terasa sempit. Sempit terhadap muka-muka lama yang tidak mau beranjak dari posisi juga singgasana kekuasaannya. Mega menyadari betul hal tersebut, meski dengan berat hati atau malah bersemangat dirinya kembali lagi ditempatkan pada posisi untuk menuju ke sana. Bicara politik, tentu sangat sulit untuk menjawabnya.
Harus diakui, popularitas Mega sebagai penerus dari trah Proklamator RI Soekarno masih sangat kuat. Terlebih setelah kekalahannya pada pemilu presiden 2004 oleh SBY dengan perbandingan (40 %-60 %) yang sekarang menjabat sebagai Presiden RI. Mega kini maju kembali untuk mengejar singgasananya yang lepas, tentu dengan evaluasi dan konsolidasi partai yang terus ia lakukan. Banyak yang berharap padanya, juga tokoh-tokoh lain yang ingin mencalonkan diri jadi presiden. Siapapun orangnya meski hingga hari ini belum ada yang berani mendeklrasikan diri. Di hari ulang tahun PDI Perjuangan hari ini artikulasi Mega semakin jelas membawa partainya menuju pertarungan yang sebenarnya pada pilpres 2009. Kita masih menunggu yang lain dan tentunya masih muka-muka lama seperti yang disebutkan Mega. Kemana yang muda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar